Erda Ilma Herfia's Blog
Ini saya,segala tentang saya...
Minggu, 10 April 2016
Biar Tuhan dan Aku yang Tàhu
ini bukan tentang kehilangan
ini bukan tentang meninggalkan
anggap saja aku yang bersalah.
Ya, tak perlu lakukan pembenaran apapun. Katakan saja aku yang bersalah.
Aku bukan yang paling terpuruk.
tentu saja aku kuat.
walau hanya sendiri,menahan dan merasakan semua.
Karena ada Tuhan yang selalu ada.
Hanya saja sering kali mereka sulit mengerti dan menerima keadaanku.
ya katakan saja aku tak tai diri,katakan saja aku tak tau balas budi.
tapi Tuhan tau segalany tentangku.
alasan aku tak peduli.
alasan aku diam.
tuhan tau.
Tuhan tau segala rasaku.
tuhan tau segala penatku.
tuhan tau lelahku.
tuhan tau hatiku.
ya katakan saja sejeleknya aku. TUHAN TAU SEJAUH APA AKU BERTAHAN.
Jumat, 20 November 2015
Maaf jika aku selalu datang dan mengeluh kepadMu..
ya saat ku rasa tak ada lagi yang bisa ku simpan sendiri,dan tersadar KAUlah satu-satunya yang bisa memahami dan tak aka pernah marah padaku.
Hari ini aku sedikit lelah Tuhan,lelah untuk berbicara dan merasa.
Tuhan aku sakit. Perasaanku tepatnya.
mungkin ini salahku sendiri,
Ini karena aku yang tak pandai menjaga hati dan rasa.
aku yang tak pandai memendam rasa.
Tuhan,,jika bisa aku memilih.
ingin semuanya baik-baik saja.
ingin semuanya selalu indah.
tapi KAU tahu yang terbaik bagiku.
Tuhan,luka yang hari ini ku rasakan...Ingatkan selalu dalam memoryku.
agar aku bisa menyimpan sendiri semuanya.
agar tak harus lagi terluka seperti ini.
Biar hanya aku dan KAU yang tahu.
Kuatkan aku TUHAN.
Lindungi hati dan jiwaku..
jaga rasaku.
jaga hatiku.
Sabtu, 19 September 2015
Rasa Sang WANITA
ini tentang rasa sang wanita yang jauh di lubuk hatinya tak berubah.
Sudah sangat lama cerita sang wanita aku rapatkan dalam peti masa lalunya ku luruhkan di bagian paling dalam dan hampir tak dapat ditemukan di hatinya.
ya, walaupun tak perlu lagi di ungkapkwn mungkin.
ini bukan klimaks,tapi semacam membatu dan tertahan sampai lama.
Ini berawal dari pengetahuanku tentang kisah sang wanita yang ada dalam cerita pria yang aku kagumi.
Dulu sekali sempat ada kisah diantara mereka. Dan menyisakan rasa yang sempat mendalam pada mereka. Yang walaupun pada akhirnya harus tetap berakhir.
Sempat aku rasakan rasa itu sangat dalam,sempat aku bicara tentang kisah sang wanita dan laki-laki ku seketika meyakinkan bahwa kisah itu dan rasa itu telah usai.
aku yakim dan percaya pada semua rasa dan kata yang terungkap.
Waktu pun berlalu,cerita kami semakin indah dan mimpi yang pernah terucap gampir akan terwujud.
Sampai aku temukan kabar angin menghembuskan kisah dan rasa sang wanita tetap ada.
Tidak!!!bukan karena lelaki ku mengungkapnya lagi.
Namun karena ternyata sang wanita memiliki rasa ynag begitu dalam.
Aku tidak marah..
Karena jelas tak ada yang berubah.
Rasa haru yang justru hadir..
saat aku sadari ada laki-laki yang begitu menjaga hati dan perasaan juga kesetiannyabpadaku.
Namun hadir rasa lain,..
ya rasa tentang sang wanita ...
Aku merasakan rasa yang dalam dari sang wanita untuk laki-laki yang bersamaku saat ini.
aku merasakan itu..aku tahu itu..
Ya,wanita itu masih memiliki rasa yang dalam kepada laku-lqki ku
Ada wanita yang menyangi calon suamiki....
Jumat, 27 Februari 2015
Just make them Flat
Berapa banyak rasa yang ada?
Manis?
Pahit?
Asam?
Pedas?
Berapa banyak perasaan yang pernah kau alami?
Sedih?
Bahagia?
Marah?
Kecewa?
Kesal?
Pertanyaan-pertanyaan itu aku tanyakan padanya.
Sudah sangat lama ingin ku tanyakan padanya,sudah sejak beberapa tahun ini.
Bukan tanpa alasan.
Bahkan sangat banyak sekali alasan untuk itu.
Aku kenal dia sejak dia kecil, dulu dia lucu sekali..
Anak perempuan manis,lembut,lucu dan cengeng..
Yaa dia itu perempuan cengeng,pemalu tapi selalu ceria.
Aku tahu betul dia,
Gadis manis yang selalu tersenyum tanpa beban, bahkan saat harus dirawat dengan jarum ditangannya.
Dia tetap terlihat bahagia.
Dan aku juga tau alasannya.
Dia punya ayah yang begitu memanjakannya,mama yang selalu mengerti keinginannya.
Itu alasan terbesar kebahagiannya.
Tepat saat dia berusia 17 tahun,aku mulai kehilangan wajah pemalu yang ceria itu.
Ini hal biasa mungkin saat kita mendengarnya,tapi hal paling menyakitkan dalam perjalanan hidupnya.
Ya,tepat 2 bulan setelah usianya 17 tahun malaikat yang melahirkannya harus bertemu Tuhan.
Dia kehilangan satu sayap pelindungnya.
Hari itu,aku melihatnya dalam dekapan pria paling hebat,pria paling kuat,pria paling tegar,malaikat penjaganya.
Ya,ayahnya...
Aku menatapnya dari kejauhan .
Mata kosong yang meneteskan butiran air mata tanpa henti,,tangan yang masih menggenggam kuat tangan malaikat pelindungnya.
Dan dalam pelukan malaikat penjaga yang saat itu terlihat rapuh.
Ayahnya meneteskan air mata,sambil memeluknya erat.
Hari itu pertama kalinya aku menemukan tatapan mata yang sampai hari ini masih ku lihat.
Beberapa hari setelah hari itu,aku sering bertemu dengannya.
Untuk sekedar berbicara,menyapanya dan menemaninya tidur.
Dengan harapan aku akan kembali melihat tatapan mata ceria dan pemalu itu.
Tapi ternyata tidak..
Ya,tidak lagi..
Aku tak menemukannya lagi ...
Dia masih sama sebenarnya,,
Hanya saja ada hal berbeda sekarang..
Dia yang kulihat hari ini adalah perempuan dewasa yang kuat,,ya,dia bisa lewati setiap rasa rapuh yang dia rasakan.
Tapi dia tak begitu perasa seperti dulu sekarang..
Aku pernah bertanya padanya,tentang makanan yang dia makan..dia bilang itu biasa saja.
Padahal aku tahu dulu dia tukang makan yang sering berkomentar dengan apa yang dia makan.. :)
Saat aku mengajaknya jalan-jalan,lalu aku tanyakan bagaimana perasaannya,dia hanya tersenyum dan tak berkata apapun.
Padahal dulu dia aka berkata saat dia bahagia..
Ya dia tak lagi seperasa dulu,,seperti membatasi rasa dan membuat semuanga ada pada batas biasa.
Mungkin dia takut,atau berpikir semua rasa itu tidak akan bertahan lama.
Yang lebih sering ku dengar sekarang hanya tenang dan nyaman.
Ya dua kata yang seperti menggambarkan keadaan biasa yang baik-baik saja.
Kadang tanpa sengaja aku sering melihat tatapan kosong darinya,bahkan saat dia bersama orang lain.
Entahlah ku rasa ada ruang yang benar-benar kosong di hatinya yang tak bisa digantikan oleh apapun.
Mungkin memang begitu sakitnya...
Dia yang sekarang membatasi dirinya bahkan hanya sekedar berbagi rasa dengan keluarganya.
Dia yang sering khawatir menyusahkan ayahnya.
Dia yang seolah kuat sendir padahal kesepian..
Dia....ya dia,,,
Dia yang sebenarnya tetap dia.
Dia dengan perasaannya
Dia dengan kekuatannya...
Dia yang aku kenal...
Dia......
Jumat, 06 Februari 2015
Cause it not BLIND any more...
Buta.....
Kata orang cinta dan perasaan itu buta.
Benarkah?
Aku rasa tidak selalu.
Ini masih tentang gadis itu.
Aku pernanh bertanya masalah cinta padanya. Dulu dia menjawabnya dengan sangat menggebu..
Ya pertanyaan hampir 10 tahun lalu ku tanyakan padanya.
Sama seperti remaja lainnya,saat ditanya soal kehidupan cintanya.Dia ceritakan dengan wajah sumringah dan dengan beribu keyakinan indah tentang cinat.
Saat itu dia ceritakan semua mimpi cintanya padaku.
Akau turut bahagia dan sesaat ikut larut dalam mimpinya.
Saat itu aku juga berharap dia dapatkan apa yang dia impikan.
Ya saat itu sekan cinta itu benar seprti apa kata orang..cinta itu buta.
Dan hari ini aku kembali bertemu dengannya..dengan wajah tak semenggebu dulu namun tetap tampak bersemangat.
Lalu ku tanyakan lagi pertanyaan yang sama seperti 10 tahun lalu.
Dan jawaban yang aku dapat tak lagi sama.
Bukan jawaban menggebu tentang cinta lagi.
Dia masih miliki mimpi yang sama,namun tak semenggebu dulu. Lebih pasrah dan lebih realisitis aku pikir.
Ya dia tak ingin bermimpi setinggi dulu katnya.
Aku tak tahu apa sebabnya,tapi ku rasa beberapa kejadian banyak merubahnya dan salah satunya merubah mimpinya tentang cinta.
Cinta yang dulu membuat segalanya buta.
Membuang semua kemungmkinan buruk dan menjadikannya mimpi indah.
Namun seiring waktu kemungkinan buruk itu memang benar-benar ada,dan sang cinta ternyata tak buta seperti kata orang.Lalu mimpi indah itu perlahan akan berubah jadi lebih nyata dengan keindahan nya sendiri.
Selasa, 20 Januari 2015
Who 's care,.
Semalam itu hujan ya??
Dia bertanya...
Ya,dia...
Perempuan berjilbab merah yang tadi malam wajahnya tak lepas dari ingatanku.
Dan sampai pagi ini gemericik hujan masih tetap dia dengar.
Dengan langkah lembut saat ia beranjak dari tempat tidurnya untuk segera membasuhkan wudzhu di wajahnya dan bersua dengan sang penjaga jiwa,pemberi nafas sampai di detik ini.
Dan sama seprti setiap waktu dia akan mengadu pada kahliknya..sekarang pun wajah itu masih sedikit sendu.
Aku tahu betul apa yang selalu dia ceritakan pada khalik nya.
Aku begitu mengenal dia,walaupun sering aku tak terlalu peduli pada dia.
Alunan doa yang dia ucap...tatapan penuh harap dan tetes air yang membasahi pipinya..sering aku saksikan...
Ya, dia...
Dia yang ku rasa perempuan kuat..Ternyata menyimpan tangis..
Apa yang dia alami memang tak mudah dan aku jelas tau itu..
Tapi bagiku dia perempuan kuat di usia da keadaannya saat ini..
Sekejap setelah dia bercengkarana dengan Rabb-nya..
Aku merasa wajahnya merona merah..terlihat cantik dengan senyuman.Padahal aku tahu dia menangis..
Ya itulah dia,,perempuan hebat..perempuan kuat yang mencoba berdiri sendiri..
Saat apa yang harusnya dia miliki tak dia miliki sekarang..
Sering aku ingin memeluknya untuk membuat dia tak lagi merasa sendiri,sering ku coba namun tetap tak mengubah hampa dirinya.
Satu yang paling ku ingat tentang dia,
Saat itu ku rasa dia sudah tak bisa lagi menhahn apa yang ada di hatinya,entah apa yang sudah dia alami.
Aku sempat tidak mengerti sampai dia bilang,"sudah biarkan,aku dengan semua urusanku!Bukannya kau juga punya banyak hal diluar sana yang memang menjadi urusanmh"
Aku sempat marah dan keasl padanya..
Sampai akhirnya aku melihat dia menangis,dan lagi..dia mengadu pada Rabb-nya..
Lalu aku berpikir. . ."aku mencoba peduli padanya,tapi dia malah berkata begitu .Seolah tak menghargai waktu yg aku luangkan untuk memperdulikannya"
Saat itu aku merasa sangat tak dihargai..sampai aku sadar,,dan bertanya"apa begitu sakit perasaannya?..aku tahu betul dia,dia tak sering memang mendapat perhatian seperti itu. Dan kepedulianku ternyata melukainya,karena dia tahu ada banyak hal yg aku kerjakan dan aku menyempatkan waktu memperdulikannya.
Mungkin dia sudah membuthkn peduli itu jauh sebelum saat ini...wajar jika dia malah tak menerimanya.
Dia. Dia. . . Rekan hebat...teman..dan bagian dari jiwa yg sudah ku kenal sejak sangat lama.
Wanita kuatku...saat dia merasa tak lagi ada yang harus,dan akan peduli padanya dia tetap memiliki Rabb-nya..
Senin, 19 Januari 2015
Should I ???(karena AKU HATIMU)
Selamat malam gelap..
Selamat malam mendung.
Langit mendung yang semakin gelap malam ini.
Dan di tempat ini,
Lagi,lagi dan lagi..
Ya,untuk kesekian kalinya dia berada di tempat seperti ini.
Jauh dari keramaian,jauh dari ayah,ibu,adik saudara,ataupun sahabat.
Hanya ada langit tak berhiaskan bintang,angin yang berkali-kali menerpa wajah dinginnya yang semakin membuat dia seperti pucat.
Bahkan sesekali gerimis turun melewati pipinya.
Keadaan malam ini bukan yang pertama kali dia rasakan padahal, sudah berkali -kali.
Tapi dia masih dalam raut wajah yang sama,sama setiap kali aku melihatnya terduduk sendiri di sana.
Matanya yang sayu,seolah tak mampu menatap langit yang bahkan sudah mendung.
Bibirnya tak berucap sepatah katapun.
Hanya sesekali dia menarik nafas panjang kemudian dihembuskannya perlahan.
Dengan menebak,aku pikir itu caranya mencoba melepaskan beban yang ada dihatinya.
Aku tahu betul dia,dia bukan orang yang akan mudah bercerita banyak tentang hal pilu yang dia rasakan.
Entah apa yang terjadi padanya malam ini,tak berani ku tanyakan padanya.Karena pertanyaan itu aku yakin malah akan membuat wajahnya basah.Bukan karena hujan,tapi karena air mata itu akan menetes.
Tapi aku tahu betul,dia itu kuat.Ya ,perempuam yang kuat menurutku.
Aku tahu dia banyak menahan sepi dengan senyumannya,aku tahu dia selalu berusaha membuang tangisnya.
Dan aku rasa dia membutuhkan bahu itu...
Dia mungkin saja terluka,..dan aku merasakan itu.
Tapi tentu dia tak harus banyak berkata.Dia cukup tahu diri bahwa dia beruntung dibanding orang diluar sana yang mungkin jauh lebih terluka dari dia.
Dia tak berkata apapun padaku,mungkin dia tak mau membebaniku dengan semua luka dan keluh kesahnya.Bukan tidak menerima takdir Tuhan,tpi karena dia manusia biasa..
Aku mengerti dia saat ini,,tpi mungkin di saat lain aku akan egois dan menyalahkan sikapnya.
Dan mungkin saat itu dia akan memilih diam,atau mungkin berbicara kepada orang lain dan tidak padaku...
Mungkin dia lelah berkata padaku,atau mungkin aku yang ternuta tidak mengerti.
Dan saat dia tak lagi bicara padaku,,aku malah menganggap dia yang salah...
#Dia...
Aku menyimpan semua sendiri sudah sejak lama.
Aku lelah? Iya,mungkin aku lelah...
Tapi aku bagian darimu,tidak seharuanya kau membiarkanku terdiam disini.
Apa aku haurs diam?
Atau aku harus berlari?
Atau berkata pada yang lain saat kau tak mejadi baagian dariku?...
Apa harus aku mengadu pada merekaa?lalu Kau?..
Tolong mengerti,tolong di sini..karena AKU adalah KAU.
Karena AkU HATIMU
#Aku
Tenanglah hati... :) semua baik-baik saja :)