Selasa, 20 Januari 2015

Who 's care,.

Semalam itu hujan ya??
Dia bertanya...
Ya,dia...
Perempuan berjilbab merah yang tadi malam wajahnya tak lepas dari ingatanku.
Dan sampai pagi ini gemericik hujan masih tetap dia dengar.
Dengan langkah lembut saat ia beranjak dari tempat tidurnya untuk segera membasuhkan wudzhu di wajahnya dan bersua dengan sang penjaga jiwa,pemberi nafas sampai di detik ini.
Dan sama seprti setiap waktu dia akan mengadu pada kahliknya..sekarang pun wajah itu masih sedikit sendu.
Aku tahu betul apa yang selalu dia ceritakan pada khalik nya.
Aku begitu mengenal dia,walaupun sering aku tak terlalu peduli pada dia.
Alunan doa yang dia ucap...tatapan penuh harap  dan tetes air yang membasahi pipinya..sering aku saksikan...
Ya, dia...
Dia yang ku rasa perempuan kuat..Ternyata menyimpan tangis..
Apa yang dia alami memang tak mudah dan aku jelas tau itu..
Tapi bagiku dia perempuan kuat di usia da keadaannya saat ini..
Sekejap setelah dia bercengkarana dengan Rabb-nya..
Aku merasa wajahnya merona merah..terlihat cantik dengan senyuman.Padahal aku tahu dia menangis..
Ya itulah dia,,perempuan hebat..perempuan kuat yang mencoba berdiri sendiri..
Saat apa yang harusnya dia miliki tak dia miliki sekarang..

Sering aku ingin memeluknya untuk membuat dia tak lagi merasa sendiri,sering ku coba namun tetap tak mengubah hampa dirinya.
Satu yang paling ku ingat tentang dia,
Saat itu ku rasa dia sudah tak bisa lagi menhahn apa yang ada di hatinya,entah apa yang sudah dia alami.
Aku sempat tidak mengerti sampai dia bilang,"sudah biarkan,aku dengan semua urusanku!Bukannya kau juga punya banyak hal diluar sana yang memang menjadi urusanmh"
Aku sempat marah dan keasl padanya..
Sampai akhirnya aku melihat dia menangis,dan lagi..dia mengadu pada Rabb-nya..

Lalu aku berpikir. . ."aku mencoba peduli padanya,tapi dia malah berkata begitu .Seolah tak menghargai waktu yg aku luangkan untuk memperdulikannya"
Saat itu aku merasa sangat tak dihargai..sampai aku sadar,,dan bertanya"apa begitu sakit perasaannya?..aku tahu betul dia,dia tak sering memang mendapat perhatian seperti itu. Dan kepedulianku ternyata melukainya,karena dia tahu ada banyak hal yg aku kerjakan dan aku menyempatkan waktu memperdulikannya.
Mungkin dia sudah membuthkn peduli itu jauh sebelum saat ini...wajar jika dia malah tak menerimanya.

Dia.  Dia.  . . Rekan hebat...teman..dan bagian dari jiwa yg sudah ku kenal sejak sangat lama. 
Wanita kuatku...saat dia merasa tak lagi ada yang harus,dan akan peduli padanya  dia tetap memiliki Rabb-nya..

Senin, 19 Januari 2015

Should I ???(karena AKU HATIMU)

Selamat malam gelap..
Selamat malam mendung.
Langit mendung yang semakin gelap malam ini.
Dan di tempat ini,
Lagi,lagi dan lagi..
Ya,untuk kesekian kalinya dia berada di tempat seperti ini.
Jauh dari keramaian,jauh dari ayah,ibu,adik saudara,ataupun sahabat.
Hanya ada langit tak berhiaskan bintang,angin yang berkali-kali menerpa wajah dinginnya yang semakin membuat dia seperti pucat.
Bahkan sesekali gerimis turun melewati pipinya.
Keadaan malam ini bukan yang pertama kali dia rasakan padahal, sudah berkali -kali.
Tapi dia masih dalam raut wajah yang sama,sama setiap kali aku melihatnya terduduk sendiri di sana.
Matanya yang sayu,seolah tak mampu menatap langit yang bahkan sudah mendung.
Bibirnya tak berucap sepatah katapun.
Hanya sesekali dia menarik nafas panjang kemudian dihembuskannya perlahan.
Dengan menebak,aku pikir itu caranya mencoba melepaskan beban yang ada dihatinya.
Aku tahu betul dia,dia bukan orang yang akan mudah bercerita banyak tentang hal pilu yang dia rasakan.
Entah apa yang terjadi padanya malam ini,tak berani ku tanyakan padanya.Karena pertanyaan itu aku yakin malah akan membuat wajahnya basah.Bukan karena hujan,tapi karena air mata itu akan menetes.
Tapi aku tahu betul,dia itu kuat.Ya ,perempuam yang kuat menurutku.
Aku tahu dia banyak menahan sepi dengan senyumannya,aku tahu dia selalu berusaha membuang tangisnya.
Dan aku rasa dia membutuhkan bahu itu...
Dia mungkin saja terluka,..dan aku merasakan itu.
Tapi tentu dia tak harus banyak berkata.Dia cukup tahu diri bahwa dia beruntung dibanding orang diluar sana yang mungkin jauh lebih terluka dari dia.
Dia tak berkata apapun padaku,mungkin dia tak mau membebaniku dengan semua luka dan keluh kesahnya.Bukan tidak menerima takdir Tuhan,tpi karena dia manusia biasa..
Aku mengerti dia saat ini,,tpi mungkin di saat lain aku akan egois dan menyalahkan sikapnya.
Dan mungkin saat itu dia akan memilih diam,atau mungkin berbicara kepada orang lain dan tidak padaku...
Mungkin dia lelah berkata padaku,atau mungkin aku yang ternuta tidak mengerti.
Dan saat dia tak lagi bicara padaku,,aku malah menganggap dia yang salah...

#Dia...
Aku menyimpan semua sendiri sudah sejak lama.
Aku lelah? Iya,mungkin aku lelah...
Tapi aku bagian darimu,tidak seharuanya kau membiarkanku terdiam disini.
Apa aku haurs diam?
Atau aku harus berlari?
Atau berkata pada yang lain saat kau tak mejadi baagian dariku?...
Apa harus aku mengadu pada merekaa?lalu Kau?..
Tolong mengerti,tolong di sini..karena AKU adalah KAU.
Karena AkU HATIMU

#Aku
Tenanglah hati... :) semua baik-baik saja :)

Kamis, 15 Januari 2015

When the reason didn't came

Bersama itu artinya tidak terpisahkan,entah itu jarak,ruang ataupun waktu.

Satu itu berarti tidak terpisah entah itu menjadi 2 bagian,berkeping-keping ataupun bersama tapi berbeda.
Bukan tentang aku,bukan kamu tapi KITA.
Kita,,,yaa kita...

Apa arti KITA?
Kita adalah ketika aku tak lagi berada dalam satu jiwa.
Ketika mata tak hanya melihat pada diriku
Ketika telinga tak hanya mendengar bisiku
Ketika tangan tak hanya berpangku
Ketika hati tak hanya untukku
Kita adalah ketika kamu menyimpan sebagian jiwaku
Ketika matamu menatap dalam mataku
Ketika telingamu mendengar ucap dari rasaku
Ketika tanganmu mulai menggapai tanganku yang mencoba meraihmu
Dan ketika hatimu merasakan rasa yang sma dengan hatiku.
Kita itu berarti bersama,bersatu,mata,hati ,jiwa dan raga.

Indah?menyenangkan?.memang...
Mendengar KITA...merasakan KITA..
Dan kita itu tak terpisahkan...

Apa semua aku dan kamu bisa menjadi kita?..
Tentu saja selalu berharap dan berandai menjadi KITA..
Kita yang begitu indah dan terasa nyaman kita pikir.
Namun KITA tidak semudah membalikan telapak tangan seperti orang bilang. Tidak semudah skenario dalam film.
Ketika sang KAMU yang selalu ada untuk AKU.
KAMU yang selalu menemani waktu AkU
KAMU yang selalu menjadi alasan senyumanku
Dan KAMU yang berarti segalanya bagi AKU,mencoba untuk meraih harap untuk menjadi KITA.

Apa bisa?
Aku yakin bisa,jika KAMU bisa.
AKU mampu,selagi KAMU mampu.
AKU yakin dengan KITA,selama KAMU yakin pada KITA.
Lalu,jika jalan KITA tak seindah yang disemogakan?..
AKU dan KAMU apa akan tetap seperti AKU dan KAMU yang yakin akan KITA?