Semalam itu hujan ya??
Dia bertanya...
Ya,dia...
Perempuan berjilbab merah yang tadi malam wajahnya tak lepas dari ingatanku.
Dan sampai pagi ini gemericik hujan masih tetap dia dengar.
Dengan langkah lembut saat ia beranjak dari tempat tidurnya untuk segera membasuhkan wudzhu di wajahnya dan bersua dengan sang penjaga jiwa,pemberi nafas sampai di detik ini.
Dan sama seprti setiap waktu dia akan mengadu pada kahliknya..sekarang pun wajah itu masih sedikit sendu.
Aku tahu betul apa yang selalu dia ceritakan pada khalik nya.
Aku begitu mengenal dia,walaupun sering aku tak terlalu peduli pada dia.
Alunan doa yang dia ucap...tatapan penuh harap dan tetes air yang membasahi pipinya..sering aku saksikan...
Ya, dia...
Dia yang ku rasa perempuan kuat..Ternyata menyimpan tangis..
Apa yang dia alami memang tak mudah dan aku jelas tau itu..
Tapi bagiku dia perempuan kuat di usia da keadaannya saat ini..
Sekejap setelah dia bercengkarana dengan Rabb-nya..
Aku merasa wajahnya merona merah..terlihat cantik dengan senyuman.Padahal aku tahu dia menangis..
Ya itulah dia,,perempuan hebat..perempuan kuat yang mencoba berdiri sendiri..
Saat apa yang harusnya dia miliki tak dia miliki sekarang..
Sering aku ingin memeluknya untuk membuat dia tak lagi merasa sendiri,sering ku coba namun tetap tak mengubah hampa dirinya.
Satu yang paling ku ingat tentang dia,
Saat itu ku rasa dia sudah tak bisa lagi menhahn apa yang ada di hatinya,entah apa yang sudah dia alami.
Aku sempat tidak mengerti sampai dia bilang,"sudah biarkan,aku dengan semua urusanku!Bukannya kau juga punya banyak hal diluar sana yang memang menjadi urusanmh"
Aku sempat marah dan keasl padanya..
Sampai akhirnya aku melihat dia menangis,dan lagi..dia mengadu pada Rabb-nya..
Lalu aku berpikir. . ."aku mencoba peduli padanya,tapi dia malah berkata begitu .Seolah tak menghargai waktu yg aku luangkan untuk memperdulikannya"
Saat itu aku merasa sangat tak dihargai..sampai aku sadar,,dan bertanya"apa begitu sakit perasaannya?..aku tahu betul dia,dia tak sering memang mendapat perhatian seperti itu. Dan kepedulianku ternyata melukainya,karena dia tahu ada banyak hal yg aku kerjakan dan aku menyempatkan waktu memperdulikannya.
Mungkin dia sudah membuthkn peduli itu jauh sebelum saat ini...wajar jika dia malah tak menerimanya.
Dia. Dia. . . Rekan hebat...teman..dan bagian dari jiwa yg sudah ku kenal sejak sangat lama.
Wanita kuatku...saat dia merasa tak lagi ada yang harus,dan akan peduli padanya dia tetap memiliki Rabb-nya..